Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat
berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di
antaranya menetas menjadi empat orang pangeran
yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo,
Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur
lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Namun penamaan Raja Ampat juga dihubungkan dengan empat pulau besar di
Raja Ampat. "Pulau Waigeu, Solawati, Batanta, dan Misol. Juga
dihubungkan dengan empat suku yang ditanggal di Waigeu, suku ambel,
langganyan, kawei, dan wawiyai," katanya.
Berkembang mulai abad
ke 19, masyarakat Raja Ampat kemudian terdidik menjadi masyarakat bahari
yang tangguh. Namun kemudian saat Raja Ampat sudah menjadi tujuan
wisata bawah laut kelas dunia, warga asli Raja Ampat merasa diabaikan.
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat skumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia-Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar