Rabu, 16 Januari 2013

Masyarakat Raja Ampat Papua

Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.



Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.

Kearifan lokal yang terjaga dikalangan penduduk asli membuat kawasan indah ini selalu terjaga kebersihannya. Banyaknya ekosistem tidak membuat penduduk dengan seenaknya mengambil guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bukan hanya itu, bahkan untuk mendapatkan gurita, nelayan masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan tangan sendiri. Mereka akan mencari gurita disaat air laut surut dengan mengandalkan daun kelapa agak kering yang dibakar untuk penerangannya.

Bukan hanya itu, penduduk tidak pernah memberi makan binatang liar dan berdekatan dengan mereka agar kelangsungan hidup mereka tidak terganggu oleh penduduk sekitar. Dengan selalu menjaga kearifan lokal, penduduk sekitar telah sangat membantu kelangsungan kehidupan ekosistem dan kekayaan alam dari Pulau Raja Ampat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar